(Sumber: Nocamels.com)
(Sumber: Nocamels.com)

Last update on .

Saat entrepreneur mencapai titik di mana bisnis startup-nya berkembang, maka rasa bangga akan menghampirinya. Namun, hal yang paling buruk adalah ketika kebanggaan tersebut berubah menjadi ego bagi si entrepreneur. Hal yang sama juga dihadapi oleh CEO dan Co-Founder dari WeWork, Adam Neumann. Pasalnya, ego tersebut dipandang sebagai tantangan terbesarnya.

Muncul ego itu tidak bisa dilepaskan dari kesuksesan dari perusahaan WeWork yang saat ini sudah masuk kategori unicorn dengan valuasi USD47 miliar. Sekadar informasi, WeWork merupakan perusahaan yang didirkan Adam Neumann dan Miguel McKelvey pada tahun 2010. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa penyediaan co-working space dan sudah memiliki cabang di 32 negara.

 

 

Namun sebelum ia sesukses seperti saat ini, kehidupan dari Adam Neumann dibayangi oleh kegagalan dengan dua bisnisnya sebelum WeWork. Selain itu, ia juga banyak menghabiskan waktunya mengikuti berbagai pesta. Tapi hal itu berubah ketika Neumann bertemu dengan calon istrinya, Rebekah Paltrow.

“Kamu memiliki banyak potensi tapi kamu dipenuhi oleh omong kosong. Saya bisa melihat, kamu berbicara besar dan kamu bangkrut. Siapapun yang berbicara tentang uang (ia-red) tidak memilki sepeser pun,” ucap sepupu Gwyneth Paltrow itu kepada Adam Neumann, sebagaimana dikutip dari laman Businessinsider.

(Sumber: jeforum.org)

Motivasi dari CEO WeWork itu pun mulai terbangun kala itu. Apalagi usai Paltrow menantangnya untuk mengubah pandangannya dari yang terlalu mementingkan ego menjadi seseorang yang lebih peduli dengan orang lain. Tidak lama setelah itu keduanya menikah dan pada tahun 2011, Adam Neumann pun memulai WeWork bersama rekan bisnisnya.

Bisnis co-working space itu pun melejitkan status dari Adam Neumann. Sebagai CEO dan co-founder dari WeWork, ia berhasil menjadi miliuner dan penyakit lamanya yakni ego pun kembali menghantuinya. Ia selalu memandang dirinya jauh lebih baik dibandingkan orang lain dan keputusan yang dikeluarkannya dipandang sebagai yang terbaik tanpa mendengarkan orang lain. Dari sinilah egonya dirasa membahayakan dirinya dan perusahaan WeWork.

 

 

Demi menekan egonya, ia mencoba untuk kembali kepada agamanya untuk mencari petunjuk. Adam Neumann meminta nasihat dari seorang rabi yang menyarankannya untuk melakukan praktik shabbat di mana ia tidak memutuskan hubungan dengan teknologi selama seharian lebih agar bisa lebih dekat dengan Tuhan dan orang-orang yang dikasihinya.

“Saya percaya karena sekali seminggu saya berhenti selama 25 jam dan benar-benar fokus pada apa yang paling penting, hal yang ada di kepala saya selama sisa seminggu itu membantu saya dengan cara nyata (untuk-red) mengelola diri dan perilaku saya,” ucap CEO WeWork itu. Ia juga menambahkan bahwa istrinya juga sangat berkontribusi besar dalam menghadapi egonya.